Aku menatap cakrawala
Melihat fajar
Bangkit dari lelapnya
Menyambut mentari
Yang bersinar terang
Memulai hari baru.
Aku berjalan
Menyusuri sisi-sisi Kota Jakarta
Kulengkungkan senyum di bibirku
Yang seakan
Mengubur dalam-dalam
Membuang jauh-jauh
Semua kenanganku
Semua..
Sakitku
Dengannya
Terlintas sekali lagi wajahnya
Di benakku.
Tidak!
Dia telah menghilang!
Dia telah kulupakan!
Dia telah kubuang!
Dia..
Air mataku menetes
Tak kusadarkan
Aku menangis untuknya.
Aku lemah
Aku tak sanggup melupakannya
Aku tak sanggup
Menghindar darinya
Aku tak sanggup
Menguburnya dalam-dalam
Aku..
Aku masih cinta,
Aku masih cinta kepadanya.
Aku masih cinta wajahnya
Aku masih cinta sifatnya
Aku masih cinta canda tawanya
Aku masih cinta senyumnya
Aku masih cinta dia..
Lalu
Masa lalu menarikku
Ke masa itu
Di mana aku masih bersamanya
Di mana kita mengukir memori
Di mana kita saling berjanji
Di mana kita terbang
Mengikuti angan
Di mana
Dia..
Meninggalkanku,
Sendiri,
Di tepi jalan.
'Maafkan aku'
Bisiknya
Matanya
Berkaca-kaca
Seakan
Dia
Terpaksa
Meninggalkanku
Semenjak saat itu
Langit, selalu terlihat kelam
Matahari, selalu terlihat redup
Dan sepertinya
Pelangi
Enggan menampakkan dirinya
Mungkin, suatu saat nanti
Hujan kan memberitahuku
Petir kan menyadarkanku
Kenapa
Pelangi terus bersembunyi
Di balik gelapnya awan
Saat ini
Aku kembali berjalan
Pergi mengalir
Pasrah,
Tanpa arah,
Mengikuti
Kemanapun
Sungai kehidupan membawaku.
Sayangku
Walaupun kau pergi meninggalkanku
Walaupun kau menghilang dariku
Walaupun kau tak lagi bersamaku
Ketahuilah
Bahwa jauh di dasar hatiku
Telah kusajikan tempat hangat