4 Mei 2014

Sebelum Saat Ini

Seperti kapas lembab menyentuh pipiku
Waktu itu
Saat kamu memberiku ciuman yang pertama
Saat di mana semuanya masih terlihat merah muda

Waktu itu.
Saat di mana keluguan masih menjadi pelukis setia hari-hari
Saat di mana bunga matahari menerangi langkah pagi
Saat di mana kamu membuat semuanya berwarna-warni
Waktu itu.
Sebelum saat ini.

Sebelum saat ini.
Sebelum saat di mana cermin kembali melihatku
Meratapi sosok yang telah lama pergi.
Masih saja aku berharap masih tersisa sedikit kenangan dalam dirimu
Tetapi yang tersisa hanyalah kanvas tua
Yang seiring waktu, termakan buaian realita

Tubuhku enggan berputar ke depan
Sepertinya masa lalu masih terlihat terlalu indah
Saat pikiran masih mudah menelan
Saat jiwa takkan ragu untuk bercinta lelah
Waktu itu.

Jika yang kulihat di matamu hanyalah masa lalu,
Bagaimana bisa kubiarkan kenangan untuk cepat berlalu?
Tak henti kutatap matamu bak mutiara
Walaupun kutahu yang tersisa hanyalah api yang telah lama membara
Api membara tanpa satupun percikan cinta lama.

Kau berubah.
Mungkin itu lebih sederhana.
Dan sebelum mata birumu mengganggu pikiranku,
Biarkanlah aku menyelesaikan paragrafku:

Kurasa telah tiba saat di mana aku harus melepaskanmu.






















Rafi
4 Mei 2014