10 November 2013

Wahai Cinta

Serbuk aura tertabur di hadapanku
Saat kamu melangkah melewatiku
Pandanganku terpana padamu
Bagai sepijar cahaya bintang
Yang bersinar hingga ujung semesta

Apakah ini realita?
Karena setahuku, bidadari hanya bersemayam di surga
Sebuah altar cinta sepertinya baru saja terbentuk
Untuk sebuah naluri asmara di sampingku
Sang bidadari dari atas sana

Wahai cinta,
Bisikkanlah kepadaku
Bolehkah aku mengetahui namamu?
Karena, sepertinya hasrat ini terus bergejolak
Melihat rambutmu terbalut kabut bagai benang emas

Wahai cinta,
Bolehkah aku mengecup tanganmu?
Walaupun seribu bayangan mengaburkan perasaanmu
Bisakah kamu mengabulkan permintaanku?
Untuk sekali ini,
Sebelum aku mengenalmu

Walaupun perasaan ini terasa mencabik-cabik
Akan manis jika aku mengetahui isi hatimu

Wahai cinta,
Maukah kamu berdansa denganku?
Ditemani lantunan senandung melodi
Di pijakan keramik emas
Di bawah lampu rembulan malam ini
Sebelum aku melangkah pergi

Bel berbunyi,
Sepertinya ini saatnya aku pergi

Semoga kita bertemu lagi
Setidaknya, sekarang aku tak perlu berangan menuju surga
Karena, sepertinya
Bidadari ini memilih untuk tinggal
Untuk berdansa denganku,
Sekali lagi



Untuk Friska






















Rafi & Yoga
10 November 2013

Janji

Aku terduduk di sebuah ruangan
Dihias belasan batang lilin yang menyala-nyala
Lekukan ornamen terpajang di siraman cat putih

Saat itu juga aku melihatnya
Berjalan menuruni tangga perak
Bergaun putih membelai lantai
Wajah yang anggun terhias bedak
Tersenyum gembira
Menatapku.

Kami duduk bersampingan
Menghadap sesosok figur
Seorang pria berbalut gamis hitam
Menuntun kami berdua
Mengucapkan sebuah kalimat,
Sebuah janji
'Aku bersedia'
















Rafi
10 November 2013

6 November 2013

Kenangan Yang Terlewati

Pagi hari ini
Matahari bersinar terang
Burung merpati menari bebas
Bernyanyi senandung damai
Menghiasi angkasa pagi

Pohon cemara berdiri tegas
Menemani sesosok bidadari di sisinya
Terlelap pulas,
Manis.

Aku merasakan lekukan senyum yang terbentuk
Saat aku melihat wajahnya
Terpejam,
Mengelilingi bunga mimpi
Di lapangan hijau ini

Di bawah cahaya mentari ini
Aku hanya bisa mengenang
Dan terdiam kosong
Mengingat kembali
Perasaan yang terkubur
Di bawah setetes ratapan melodi

Kukira kenanganku terasa hampa
Tapi, ternyata
Memori ini terhampar begitu luas
Seperti awan yang membentang di cakrawala
Di naungan pangku ibu pertiwi

Akankah aku bertemunya lagi?
Sanggupkah aku merasakan cinta
Sekali lagi?
Tapi, aku tak ingin
Merasakan pedihnya perpisahan
Lagi, dan lagi.

Langit terus menatapku
Aku melangkah pergi
Meninggalkannya di sana,
Masih terlelap.

Kurasa
Sketsa hidupku masih panjang
Masih banyak tinta hidup untuk ditumpahkan,
Laut semesta untuk ditaklukkan,
Malam berpijar untuk dikenang,
Tanpa sepatah kata terucap.

Semoga aku bertemunya lagi,
Setelah semuanya selesai
Akan kuulang semua kenangan yang terlewati
Seperti dulu,
Di bawah pohon cemara
Di lapangan hijau ini.




















Rafi
6 November 2013