16 Oktober 2013

Mawar

Mawar?
Kita pernah bertemu 'kan?
Dulu, waktu itu
Di tepi sungai Serayu
Saat terakhir kali kau merangkulku,
Memelukku

Aku hanya bisa tersenyum
Melihat tingkahmu di hadapanku
Tersenyum tersipu
Kau tak tahu, betapa aku rindu senyum manismu
Yang dulu, setiap malam
Kukecup lembut

Ingatkah kamu,
Lagu yang sering kita nyanyikan bersama
Melodi yang membuat kita menari tak henti
Bagai dua kupu-kupu di lembah bunga
Ingatkah kamu,
Saat kita terlelap berdampingan
Bertukar angan-angan
Di balutan sepi malam
Berdua

Aku harap aku masih bisa merasakan
Kecupan manismu di pipiku
Aku harap aku masih bisa melihat
Senyum manismu
Terukir kembali
Di wajahmu.

Sepertinya, sekarang
Aku hanya bisa mengenggam tanganmu
Halus, seperti dulu
Melihatmu tersenyum tipis
Manis, seperti dulu
Mendengar suaramu lirih
Lembut, seperti dulu

Mawar,
Semoga kita bertemu lagi
Ingin rasanya aku kembali memelukmu
Di bawah cemara musim semi
Di tepi sungai Serayu ini
Seperti saat itu.


Sampai bertemu lagi























Rafi
16 Oktober 2013

3 Oktober 2013

Ilusi

Dekap rasa mengikat hati
Tetes hujan menusuk batin
Candu kenangan merangkul hati
Akan kubawa sampai mati

Tabur bintang bertapa kepadaNya
Desir angin menghembus, menusuk dada
Sayup daun melambai ria
Sepertinya, hari ini
Kesedihan hanya berlabuh di hatiku

Aku menatap ke langit
Hanya untuk melihat awan tertawa
Kabut, masih menyelimuti ragaku
Cahaya bulan memancar indah.
Di malam yang kelam ini
Aku merasa dingin

Aku menapak di jalan sunyi ini
Cahaya remang menemani langkahku
Entah kenapa, tiba-tiba
Malam ini terasa sepi
Awan tak lagi bernyanyi

Aku termenung
Di atas jembatan fantasi
Menatap langit, pedih.
Lagi-lagi
Anganku terbang dibawa rindu
Seperti tangisan yang saru


Cinta
Sungguh pemandangan yang menyilaukan
Aku melihat mereka
Melangkah ke kehidupan baru, berdua
Penuh cinta
Tapi, entah kenapa
Bagiku, cinta
Hanya bayangan yang semu

Sudahlah,
Mungkin telah saatnya
Aku melangkah keluar dari bayangan ini
Menyambut matahari pagi
Membuang semua sepi di hati
Di atas jembatan angan ini.
Lagipula, Bukankah semua ini
Hanya sebuah ilusi yang pudar?






















Rafi
3 Oktober 2013

2 Oktober 2013

Dunia Mimpi

Tenang seperti rintik hujan di malam hari
Jernih seperti tetes embun di pagi hari
Hangat seperti secangkir teh di sore hari
Cerah seperti matahari di siang hari
Tapi,
Kenapa aku masih belum bisa melihat sinarmu?
Kenapa aroma ini tetap terasa hampa?

Saat kamu menutup mata
Menenggelamkan diri ke dalam dunia mimpi
Di sana aku melihatmu
Berjalan di tepi sungai
Sendiri

Jalanan ini terasa sepi
Entah kenapa, aku merasa sendiri
Patra lentera perlahan menetes
Sepertinya, sebentar lagi
Aku akan sampai ke titik penghabisanku

Ironis, bukan?
Selama ini, aku terus merasa cukup
Terus merasa puas
Terus merasa bahagia
Sementara itu, tanpa kusadari
Hatiku terus mengganyah
Menangis keras
Kehilanganmu.

Aku melihat sebuah peti
Berisi semua kenangan kita
Suka dan duka, tangis dan tawa
Semua tersimpan dalam kepedihan
Di dunia mimpi ini

Senyap.
Aku menoleh asal
Mencari-cari sosokmu
Di dalam gelap.
Apa yang terjadi?
Apa perasaan melilit yang aku rasakan ini?

Cahaya putih mulai memancar
Ah,
Sepertinya,
Kamu sudah terbangun ya?
Tidak apa-apa,
Senang rasanya melihat kamu bahagia kembali
Bersamanya

Kelihatannya
Kerinduan masih membelengguku di sini
Walaupun aku sudah muak,
Aku tahu, aku tak bisa meninggalkan semua kenangan ini
Lenyap ditelan alam
Di dunia mimpi ini

Semoga kamu bisa melupakanku
Bagaimanapun juga..
Aku 'kan, hanya masa lalu yang terlupakan?




















Rafi
2 Oktober 2013