25 September 2015

Cyra

Sekuncup aura kau surati dari matamu yang
dibingkai sepasang kaca terbalut hitam bingkai kayu
Tak kutangkap lirih biru pandanganmu hingga
bibirmu bergerak tipis memanggil namaku
Lembut kain kerudungmu tak kian mengikis
rinduku yang merengek mendamba halus suaramu

Senyummu memaksaku ternganga diam tak tunduk pada
pita suara yang berteriak keras ingin menyapa
Kau hanya tersenyum melihat sebongkah idiot terpana caramu
tertawa tersipu, sesaat sebelum
kiasan ronamu memudar semakin engkau melangkah
ke balik dinding yang bernoda bisu

Tak sepatah pun kata terbebas sejak
telapakmu berdansa di atas udara
Namun tak terlihat rindu yang lesu saat
cermin menatapku curiga, siang itu
Setidaknya engkau tak lagi membuatku pilu
kala mengikat simpul senyum sederhanamu itu.



















16:32

13 September 2015

Tiga

Pohon rindang itu terus memanggilku
Dibalut selimut biru, engkau melambai lugu
Tak terpana saat badai menyapu bersih
Tak bergeming kala aku berlari letih

Aku takut senyummu hanya imajinasi
Walaupun untaianmu kian berkibar memanggil
Namun tak ragu anganku memekik saat
melangkah seorang rupawan dengan air telaga

Berkibas riang rupa auramu ketika
tetes air ia pandu kian derasnya
Tak berani kuduakan rona wajahmu kala itu
Walau bukan untukku engkau menggema rindu

Kusudahi anganku tertiup layu
Takkan kepadaku ia melekuk tersipu.
















13:15