Dulu aku merangkai kelopak bunga di tepi pelipismu, dan melihat burung kolibri berhambur menari di rona merah mawarmu;
Lalu aku menatap hitam rambutmu yang kusut. Kian menitik keringat yang tak ragu;
Dan kau biarkan aku mendekapmu hangat; bertengger di atas kepalamu, seperti untaian daun oranye yang menyembunyikan mentari;
Tetapi kini engkau terpaku. Mungkin karena tumpukan kristal putih yang membentang di ubun-ubun; aku tak tahu. Yang kuingat, pipimu tak seputih ini.
20:05