26 September 2013

Hanya Untukmu

Bukankah akan menyenangkan
Jika aku bisa bangun dari tidurku
Menatap wajahmu
Terlelap sepi di sampingku
Menjelajahi dunia mimpi
Dengan centangan senyum di bibirmu

Bukankah akan menyenangkan
Jika aku bisa melihatmu
Bersamaku
Bertukar tawa
Mengikat rasa
Memalingkan muka
Dari kelamnya dunia

Aku harap suatu hari
Semua mimpi itu akan terwujud
Semua angan itu akan tersampaikan
Walaupun
Sepertinya
Aku masih tak bisa berhenti berkelana di anganku

Di sini aku terbaring
Menatap jendela kaca
Melihatmu, dengannya
Tersenyum,
Tertawa,
Bahagia.

Mungkin, suatu hari nanti
Aku bisa menemanimu
Membuatmu tertawa
Mengukir senyuman
Melukis rasa
Di sebuah kanvas yang kita sebut kehidupan.

Walaupun saat ini dia masih di sampingmu
Tapi,
Jika pelangi mengelabuimu
Jika hujan menjengkalmu
Aku ingin kamu untuk selalu tahu
Pintuku akan selalu terbuka,
Hanya untukmu.


















Rafi
26 September 2013

17 September 2013

Merdeka

Saat aku terjatuh
Saat aku
Tak kuat lagi berdiri,
Aku melihat mereka
Jatuh rapuh
Berkesimbah darah
Berteriak kesakitan

Tapi
Yang aku lihat
Adalah ikatan kesaudaraan
Kesaudaraan manusia
Kesaudaraan ras
Kesaudaraan negara
Kesaudaraan, yang bertekad
Untuk membawa cahaya
Ke neraka gelap ini

Peluru meluncur menembus dada
Saat itu,
Aku sadar, aku tak kuat lagi
Kugenggam tangannya
Terasa air merah
Yang bercampur keringat
Mengaliri tangannya
Aku menatap matanya
Merah membelalak

Aku terus mengenggamnya
Tanpa sadar,
Pisau menembus jantungku
Darah menetes
Di atas pasir tandus
Di tanah terkutuk ini

Tapi
Walaupun dadaku berlubang
Walaupun ragaku runtuh
Walaupun darahku mengalir
Aku akan terus berjuang
Demi negaraku
Demi patriotku
Demi jiwaku, yang telah bersumpah
Di bawah epigraf negara ini,
Merdeka,
Atau mati.























Rafi
17 September 2013

Hujan

Kutapakkan kakiku
Di atas aspal yang keras
Aku menyusuri jalan ini
Sendiri
Tanpa dia

Hujan turun mengalir
Menyamarkan tetes air mataku
Tapi, walaupun begitu
Sepertinya matahari
Tak enggan menampakkan sinarnya

Aku menatap sehelai daun
Yang perlahan, jatuh
Menyentuh tanah hijau
Berpadu dengan daun lain
Yang telah gugur,
Pasrah
Menyatu dengan tanah

Sepertinya
Hari ini, langit mengacuhkanku
Awan terlihat menjauhiku
Hujan terus menghunjamku
Tapi, seperti biasa
Matahari tetap menyambutku

Aku teringat lagi
Lembutnya keningmu
Halusnya pipimu
Cerahnya wajahmu,
Tapi entah kenapa
Sekarang,
Hujan pun, terlihat lebih cerah

Apa yang memisahkan kita?
Apa itu matahari?
Apa itu langit?
Atau mungkin, hujan?

Kelihatannya
Aku terus berkelana di dunia mimpi ini
Mencoba untuk melupakanmu
Namun, sepertinya
Namamu tetap menghujaniku
Seperti tetes air
Saat hujan.

Semoga aku sanggup untuk membuangmu
Jauh, dari kenanganku.
Walaupun aku tahu
Kau akan tetap hadir
Menghantuiku
Di derasnya hujan ini.



















Rafi
17 September 2013

4 September 2013

Tertutup Kabut

Bimbang
Mungkin itu kata yang paling tepat
Untuk menggambarkan keadaanku saat ini
Setelah hidup menjegalku
Setelah asa
Bertiup pelan
Menjauhiku, perlahan

Aku terbangun
Di landai asing tak bertuan
Sepertinya
Mimpi 
Telah menyeretku pergi
Jauh
Dari buai kasih ibu pertiwi

Aku berdiri redup
Dengan gentar menyelimutiku.
Kulihat di kejauhan,
Cakrawala
Mengayunkan lengannya
Melukis kabut abu-abu
Menutupi sinar mentari

'Sedikit lagi'
Kabut berbisik kepadaku
Sembari mengulurkan tangannya
Mengajakku
Untuk bangkit dari takdirku

Aku berjalan
Menyisir pasir tandus
Menapak kaktus yang layu
Menjejaki debu
Menuju seutas cahaya
Cahaya itu..
Terang

Tanganku mendongak maju
Menyentuh cahaya itu
Rasanya..
Lembut
Halus
..Hangat

Saat itulah aku sadar
Aku tak boleh menyerah
Walaupun hidup mencegatku
Mendorongku,
Membantingku,
Aku sadar
Masih ada dirinya
Yang akan senantiasa
Melukiskan cakrawala
Dengan kuas rembulan
Di kanvas kehidupanku
Yang terlihat abu-abu, 
Tertutup kabut.


















Rafi
4 September 2013

1 September 2013

Di Atas Bintang

Sayang?
Kamu baik-baik saja kan?
Seperti apa di sana?
Aku harap ada yang menemanimu
Karena
Di sana pasti gelap,
Benar kan?

Sayang?
Kamu bisa melihatku kan?
Kamu bisa mendengarku kan?
Aku harap begitu
Karena
Aku cemas
Aku tak merasakanmu
Di sunyi yang pilu ini

Sayang?
Sabar ya,
Aku tahu kok
Di sana pasti sepi
Tanpa hangatnya mentari
Tanpa terangnya bulan
Tanpa sejuknya awan
Tapi,

Jangan takut
Walaupun hanya kain putih yang membalutmu
Walaupun kegelapan menyelimutimu
Walaupun tanah coklat menutupi ragamu
Percayalah
Bahwa rinduku
Akan menjadi lentera
Di gelapmu
Selalu.

Sayang?
Tunggu aku ya,
Suatu saat nanti
Kita pasti bertemu lagi
Karena
Akan ada pelangi
Pelangi yang berwarna-warni.
Nanti,
Ia akan datang
Datang mengantarku
Ke atas bintang
Di mana kamu berada
Di mana kita
Akan selalu bersama
Di atas bintang.





















31 Agustus 2013
Rafi