28 Juni 2014

Putri Malam

Inilah kisah sang Putri Malam
Saat ia melintas, malam terlihat luntur
Jalan batu kerap menggigil
Bahkan dewi malam pun meredupkan kilaunya
Merendah diri demi sang Putri dari malam hari
Yang Mulia, Putri Layla

Inilah kisah sang Putri Malam
Dibalut dan dibentuk oleh kelam
Dari ranjang yang sama di mana sang ibu mengerang
Dihunjam lagi dan lagi oleh pria yang tak setia
Menyipratkan dendam pada Putri yang lugu
Mengintip ketakutan di balik bayangan pintu

Inilah kisah sang Putri Malam
Berdansa dan menari dengan sang Malam
Memerintah kematian, dan mengacuhkan kemuliaan
Mendekam tertekan di bawah pria yang tak setia
Sampai saat di mana ia membayar perbuatannya:
Dipenggal, dihidang, dinikmati
Sebagai makan malam sang Putri

Inilah kisah sang Putri Malam
Menjahit benang tak henti semalam suntuk
Meninggalkan sang Malam tertidur mengantuk
Menyusuri dinding kastil menarik benang hitam
Menyajikan Malam sebuah malam yang terlalu kelam:
Dicekik, dihidang, dinikmati
Sebagai aksesori gaun hitam sang Putri

Inilah kisah sang Putri Malam
Dihormati, disegani, ditakuti
Kematian pun berlutut mematuhi.
Daging manusia tersaji makan malamnya
Memancing neraka di waktu luangnya

Tundukkan kepalamu
Jelita sang Putri takkan bisa kau lupakan
Mata hitamnya menggagahi semua pikiran
Bibir mesranya penggoda paling menggairahkan
Saat engkau terperangkap
Lidah liarnya akan terus menari-nari
Membangkitkan segala hasrat dalam sanubari

Nikmatilah
Karena sesaat lagi
Kau akan menari dengan iblis
Menggandeng kematian yang mengantarmu
Ke lorong gelap jauh di bawah

Inilah kisah sang Putri Malam
Yang Mulia, Putri Layla




























Rafi
28 Juni 2014